Seringkali kita dihadapkan pada
keadaan dimana kita kadang kesulitan dalam menentukan mana perlakuan yang terbaik
dari semua perlakuan yang kita coba atau yang kita teliti dalam suatu
penelitian. Dalam hal ini tentu dalam menentukan mana perlakuan yang terbaik
antara perakuan yang bersifat kuantitatif akan berbeda dengan perlakuan yang
bersifat kualitatif. Sebelum kita bahas lebih lanjut ada baiknya saya jelaskan
apa itu perlakuan kuantitatif dan apa itu perlakuan kualitatif. Perlakuan
kuantitatif adalah perlakuan dimana ada skala ukur atau skala hitung dalam
menentukan taraf-taraf dalam perlakuannya. Perlakuan kuantitatif itu contohnya:
“dosis pupuk”, “dosis pestisida”, “takaran pupuk kandang”, “takaran kompos”,
dan lain sebagainya. Misalnya perlakuan Takaran pupuk Kandang kotoran sapi
dimana tarafnya adalah 0 t.ha-1, 5 t.ha-1, 10 t.ha-1, 15 t.ha-1, dan 20 t.ha-1.
Antar takaran pupuk kandang kotoran sapi ada jarak tertentu dengan nilai
tertentu yaitu 0, 5, 10, dst, dan oleh karena hal inilah maka perlakuan jenis
seperti ini dinamakan perlakuan kuantitatif. Sedangkan perlakuan kualitatif
adalah perlakuan dimana tidak ada skala ukur atau skala hitung pada taraf-taraf
perlakuannya. Perlakuan kualitatif itu contohnya: jenis pupuk (pupuk kandang
kotoran sapi, pupuk kandang kotoran ayam, pupuk kandang kotoran burung, dll),
jenis herbisida (herbisida buatan, herbisida nabati), jenis kompos (kompos
kotoran sapi, kompos kotoran kambing, kompos kotoran ayam, kompos eceng gondok,
dll). Pada perlakuan kualitatif ini tidak ada jarak antara perlakuan satu
dengan perlakuan yang lainnya karena yang membedakan perlakuan kualitatif
adalah pada kualitas perlakuannya buakn pada jumlah perlakuannya.
Menentukan perlakuan yang terbaik pada perlakuan
kuantitatif harus mempertimbangkan beberapa hal terutama dari aspek ekonomis
mengapa perlakuan tersebut dianggap sebagai perlakuan yang terbaik. Sebagai
ilustrasi saya berikan contoh hasil pengujian beda nilai rata-rata perlakuan
pengaruh takaran pupuk kandang kotoran sapi terhadap rata-rata bobot tongkol
jagung per hektar berikut ini:Dari hasil pengujiaan BNJ di atas terlihat bahwa tidak ada perbedaan pengaruh perlakuan antara perlakuan takaran pupuk kandang kotoran sapi 10 t.ha-1, 15 t.ha-1, dan 20 t.ha-1 karena ketiga nilai rata-rata dikuti dengan huruf yang sama. Perlakuan 5 t.ha-1 tidak berbeda dengan perlakuan tanpa pupuk kandang. Hal ini menunjukkan implikasi bahwa ketika petani hanya mempunyai pupuk kandang kotoran sapi 5 ton dan ia ingin memberikan pupuk kandangnya tersebut ke tanaman jagung maka disarankan lebih baik jangan diberikan karena hasil bobot tongkol jagungnya nanti akan sama hasilnya ketika tanaman jagung si petani tersebut tidak diberikan pupuk kandang kotoran sapi. Kemudian ketika kita ingin merekomendasikan berapa takaran yang terbaik dalam hal ini, maka apabila kita menentukan bahwa yang terbaik adalah perlakuan takaran 20 t.ha-1 karena memberikan hasil bobot tongkol yang tertinggi adalah suatu kekeliruan yang besar. Mengapa demikian, perlakuan 20 t.ha-1 boleh jadi memberikan hasil bobot tongkol yang tertinggi tapi hasil bobot tongkolnya tidak berbeda nyata dengan perlakuan takaran 10 t.ha-1 juga dengan perlakuan takaran 15 t.ha-1. Maka dalam hal ini perlakuan terbaik adalah perlakuan takaran 10 t.ha-1. Implikasinya adalah petani harus direkomendasikan menggunakan takaran 10 t.ha-1 karena hasil bobot tongkolnya tidak berbeda nyata dengan takaran 15 t.ha-1 dan 20 t.ha-1.
Dari hasil pengujiaan BNJ di atas terlihat bahwa
tidak ada perbedaan pengaruh perlakuan antara perlakuan jenis pupuk kandang
kotoran kambing, kotoran itik, kotoran ayam karena ketiga nilai rata-rata
dikuti dengan huruf yang sama. Perlakuan kotoran sapi tidak berbeda dengan
kotoran kuda, tetapi karena bobot tongkolnya rendah maka abaikan saja kedua
perlakuan tersebut. Namun demikian tidak menutup kamungkinan jika jenis pupuk
kandang yang tersedia di petani hanya kotoran sapi atau kotoran kuda, mereka
bisa memilih salah satunya untuk digunakan sebagai pupuk kandang. Kemudian ketika kita ingin merekomendasikan
jenis pupuk kandang apa yang terbaik dalam hal ini, maka apabila kita
menentukan bahwa yang terbaik adalah hanya perlakuan pupuk kandang kotoran ayam
karena memberikan hasil bobot tongkol yang tertinggi adalah suatu kekeliruan.
Mengapa demikian, karena sesungguhnya perlakuan pupuk kandang kotoran kambing
dan pupuk kandang kotoran itik juga sama baiknya dengan perlakuan pupuk kandang
kotoran ayam. Implikasinya adalah ketika
petani dihadapkan atas beberapa pilihan pupuk kandang yang tersedia maka ia
bisa memilih salah satu pupuk kandang apakah pupuk kandang kotoran ayam atau
pupuk kandang kotoran kambing atau pupuk kandang kotoran itik tergantung
ketersediaan pupuk yang dimilikinya.
Artinya apapun dari ketiga jenis pupuk kandang tersebut yang akan
dipilih petani akan memberikan hasil yang sama baiknya terhadap bobot tongkol
jagung.
numpang promote ya min ^^
BalasHapusBosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
hanya di D*E*W*A*P*K
dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)